Pages

soni andia wahyudi. Diberdayakan oleh Blogger.

aku yang apa adanya

Cari Blog Ini

Selasa, 06 Januari 2015

budidaya jamur tiram dan lankah langkahnya

ara Budidaya Jamur Tiram - Jamur tiram merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.
Adapun cara budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :

1. TEMPAT BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Kumbung Jamur dan Rak Jamur
Kumbung Jamur dan Rak Jamur
  • Kumbung jamur atau ruangan khusus untuk mengatur suhu panas dan dingin
  • Rak Jamur

2. MEDIA TANAM

Bahan media tanam untuk budidaya jamur tiram putih adalah serbuk kayu (hasil gergajian kayu) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
  • Serbuk kau 100 kg
  • Bekatul atau dedak halus 10-15 kg
  • Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg
  • Gips (CaSO4) 0,5 kg
  • Pupuk TSP 0,5 kg
  • Bibit 25 kantong
  • Air secukupnya
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).
Peralatan
  • Alat pengaduk bibit ( Spatula, semacam sekop atau cangkul )
  • Alat sterilisasi  : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara)

3. PENGOMPOSAN SERBUK KAYU

Pengomposan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebuah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic. proses pengomposan ini memakan waktu hingga 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.
  2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
  3.  Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
  4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.

4. PROSES PEMBUNGKUSAN

Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat)
Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

5. PROSES STERILISASI

Trik budidaya jamur tiram tak lepas dengan yang namanya sterilisasi media. Sebab media yang di gunakan harus bersih dari microbia pathogen seperti bakteri dan jamur.
Berikut ini trik seterilisasi media :
  1. Siapkan alat drum perebus
  2. Masukkan dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak   merepotkan saat seterilisasi alat
  3. Sepatula sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman
  4. Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi (Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum)
  5. Panaskan media hingga suhunya mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai   9 jam
  6. Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik

6. INOKULASI / PENANAMAN BIBIT

Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
  • Varitas unggul
  • Umur bibit optimal 45 – 60 hari
  • Warna bibit merata
  • Tidak terkontaminasi
Proses untuk melakukan penanaman bibit jamur adalah sebagai berikut
proses inokulasi
Proses Inokulasi
  1. Cuci tangan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk   meminimalisir kontaminan
  2. Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik
  3. Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril
  4. Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan   kapas
  5. Pasang kembali tutup media
  6. Bibit siap di inkubasi

7. CARA INKUBASI

Proses selanjutnya dalam budidaya jamur tiram adalah Inkubasi. Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
  • Letakkan media yang sudah di beri  bibit pada rak pentimpanan.
  • Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.

8. PEMELIHARAAN

  • Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka
  • Usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik
  • Lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk   mempertahankan kelembaban udara

9. PANEN

Jamur tiram putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar. Dalam budidaya jamur tiram putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin lembab lingkungannya semakin memicu terjadinya kontaminan. Oleh sebab itu jika budidaya jamur tiram putih dilakukan di tempat yang lembab sebainya kadar nutrisinya dikurangi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news

Total Tayangan Halaman

Blogroll

Translate

About