Pages

soni andia wahyudi. Diberdayakan oleh Blogger.

aku yang apa adanya

Cari Blog Ini

Senin, 12 Januari 2015

memanen singkong yang baik


Cara menanam singkong super yang baik - Singkong tentu sudah tidak asing lagi bagi para petani, singkong juga mempunyai nilai harga jual yang tinggi sehingga banyak para pak tani yang lebih memilih singkong sebagai tanaman kebun mereka. Singkong juga banyak yang dapat dimanfaatkan seperti daunnya juga buahnya, singkong itu sendiri dapat dimanfaatkan sebagai keripik untuk camilan, diolah unruk diambil ragunya, bahkan sampai dimakan hanya dengan menggoreng atau mengukusnya, daunnya pun juga dimanfaatkan para ibu-ibu untuk sayur, ditumis ataupun disayur santan. Tapi kali ini saya bukan untuk membahas manfaat atau kandungan daun singkong, tapi kali ini saya akan membahas tentang bagaimana cara menanam singkong super yang baik. Berikut penjelasannya:

Syarat Pertumbuhan Singkong

Iklim
  • Untuk dapat tumbuh maksimal, singkong memerlukan curah hujan 150- 200 mm pada umur 1-3 bulan, 250-300 mm pada umur 4-7 bulan, dan 100- 150 mm pada fase menjelang dan saat panen.
  • Suhu udara minimal bagi tumbuhnya ketela pohon/singkong sekitar 10 derajat C. Bila suhunya dibawah 10 derajat C menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, menjadi kerdil karena pertumbuhan bunga yang kurang sempurna.
  • Kelembaban udara optimal untuk tanaman ketela pohon/singkong antara 60-65%.
  • Sinar matahari yang dibutuhkan bagi tanaman ketela pohon / singkong sekitar 10 jam / hari terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan umbinya.
Persiapan Lahan
  • Tanah yang paling sesuai untuk ketela pohon / singkong adalah tanah yang berstruktur remah, gembur, tidak terlalu liat dan tidak terlalu poros serta kaya bahan organik. Tanah dengan struktur remah mempunyai tata udara yang baik, unsur hara lebih mudah tersedia dan mudah diolah.
  • Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman ketela pohon / singkong adalah jenis aluvial latosol, podsolik merah kuning, mediteran, grumosol dan andosol.
  • Derajat keasaman (pH) tanah yang sesuai untuk budidaya ketela pohon berkisar antara 4,5 – 8,0 dengan pH ideal 5,8. pada umumnya tanah di Indonesia ber pH rendah (asam), yaitu berkisar 4,0- 5,5, sehingga seringkali dikatakan cukup netral bagi suburnya tanaman ketela pohon.

Pengolahan Lahan

Persiapan:
  • Pengukuran PH tanah dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, pH meter dan atau cairan pH tester.
  • Penganalisaan jenis tanah pada contoh atau sempel tanah yang akan ditanami untuk mengetahui ketersediaan unsur hara, kandungan bahan organik.
  • Penetapan jadwal / waktu tanam berkaitan erat dengan saat panen. Hal ini perlu diperhitungkan dengan asumsi waktu tanam bersamaan dengan tanaman lainnya (tumpang sari), sehingga sekaligus dapat memproduksi beberapa variasi tanaman sejenis.
  • Luas areal penanaman disesuaikan dengan modal dan kebutuhan setiap petani ketela pohon. Pengaturan volume produksi penting juga diperhitungkan karena berkaitan erat dengan perkiraan harga saat panen dan pasar.
Pembukaan dan pembersihan lahan:
  • Pembukaan lahan pada intinya adalah merupakan pembersihan lahan dari segala gulma (Tumbuhan pengganggu) dan akar tanaman sebelumnya.
  • Tujuan pembersihan lahan untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit yang memungkinkan ada.
Pembentukan Bedengan:
  • Bedengan dibuat pada saat lahan sudah 70% dari tahan penyelesaian. Bedengan atau pelarikan dilakukan untuk memudahkan penanaman sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
  • Pembentukan bedengan untuk memudahkan pemeliharaan tanaman, seperti pembersihan tanaman liar maupun sehatnya pertumbuhan tanaman itu sendiri.
Pengapuran:
  • Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat asam/tanah gambut, perlu dilakukan pengapuran. Jenis kapur yang digunakan adalah Kalsit/Kaptan (CaCO3). Dosis yang
biasa digunakan adalah 1 – 2,5 ton / hektar. Pengapuran diberikan pada waktu pembajakan atau pada saat pembentukan Bedengan kasar bersamaan dengan pemberian pupuk kandang.

Persiapan Bibit

  • Gunakan varietas unggul yang mempunyai potensi hasil tinggi, disukaikonsumen, dan sesuai untuk daerah penanam.
  • Ketela pohon berasal dari tanaman induk yang cukup tua (10-12 bulan).
  • Ketela pohon harus dengan pertumbuhannya yang normal dan sehat serta seragam.
  • Batang telah berkayu dan berdiameter ± 2,5 cm lurus.
  • Belum tumbuh tunas-tunas baru.

Teknik Penanaman

  1. Penanaman harus memperhatikan musim dan curah hujan. Pada lahan tegalan/kering, waktu tanam yang paling baik adalah awal musim hujan atau setelah penanaman padi. Jarak tanam yang digunakan pada pola monokulturan adalah 80 x 120 cm.
  2. Sebelum bibit ditanam disarankan agar bibit direndam terlebih dahulu dengan pupuk hayati SOT HCS yang telah dicampur dengan air selama 3-4 jam. Setelah itu baru dilakukan penanaman di lahan, hal ini sangat bagus untuk pertumbuhan dari bibit.
  3. Cara penanaman dilakukan dengan meruncingkan ujung bawah stek Ketela Pohon, kemudian tanamlah sedalam 5 – 10 cm atau kurang lebih 1/3 bagian stek tertimbun tanah. Bila tanahnya keras/berat dan berair/lembab, stek ditanam saja.

Perawatan Tanaman

  • Penyulaman
    Lakukan penyulaman yakni dengan cara mencabut dan diganti atau disulam. Penyulaman dilakukan pada pagi atau sore hari, saat cuaca tidak terlalu panas.
  • Penyiangan
    Penyiangan bertujuan untuk membuang semua jenis rumput/tanaman liar/tanaman pengganggu yang hidup disekitar tanaman. Dalam satu musim, minimal dilakuakan penyiangan 2 kali. Periode kritis atau periode tanaman harus bebas dari tanaman pengganggu adalah antara 5 – 10 minggu HST (Hari Setelah Tanam). Bila tanaman peengganggu tidak terkendali selama periode kritis tersebut, produktivitas dapat turun sampai 75% jika dibandingkan dengan kondisi tanpa gangguan tanaman liar/pengganggu.
  • Pembubunan
    Lakukan dengan menggemburkan tanah disekitar tanaman dan setelahnya dibuat seperti gundukan. Waktu pembubunan bersamaan dengan penyiangan, hal ini dapat menghemat biaya. Apabila  tanah disekitar pohon terkikis karena hujan atau karena yang lain, maka perlu dilakukan penimbunan ulang.
  • Perempelan/Pemangkasan
    Perempelan/Pemangkasan tunas perlu dilakukan kerana minimal setiap pohon harus mempunyai 2 atau 3 cabang, hal ini agar batang pohon tersebut bisa digunakan sebagai bibit lagi dimusim tanam mendatang.

Pemupukan


Pemupukan perlu dilakukan dengan Pupuk Kandang yang telah diolah terlebih dahulu dengan POLA HCS. Jika pupuk kandang berasal dari ternak yang belum menggunakan SOC HCS, maka kebutuhan per hektar sebanyak 2 ton. Namun jika kotoran berasal dari ternak yang telah menggunakan SOC HCS, maka kebutuhan per hektar hanya 8 kwintal.

Pengairan dan Penyiraman

Kondisi lahan Ketela Pohon dari awal tanam sampai umur 4-5 bulan HST (Hari Setelah Tanam) selalu daam keadaan lembab, tapi tidak terlalu becek. Pada tanah kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan. Pada musin kering, penyiraman dilakukan dengan cara menyiram langsung namun cara ini dapat merusak gundukan tanah di pangkal pohon, yang lebih baik adalah dengan system genangan dengan tujuan agar air dapat meresap ke tanah.

Panen

  • Ciri dan Umur Panen
    Ketela pohon dapat dipanen pada saat pertumbuhan daun bawah mulai berkurang. Warna daun mulai menguning dan banyak yang rontok. Umur panen tanaman ketela pohon telah mencapai 6–8 bulan untuk varietas Genjah dan 9–12 bulan untuk varietas dalam.
  • Cara Panen
    Ketela pohon dipanen dengan cara mencabut batangnya dan umbi yang tertinggal diambil dengan cangkul atau garpu tanah.

Pasca Panen

  • Pengumpulan
    Hasil panen dikumpulkan di lokasi yang cukup strategis, aman dan mudah dijangkau oleh angkutan.
  • Penyortiran dan Penggolongan
    Pemilihan atau penyortiran umbi ketela pohon sebenarnya dapat dilakukan pada saat pencabutan berlangsung. Akan tetapi penyortiran umbi ketela pohon dapat dilakukan setelah semua pohon dicabut dan ditampung dalam suatu tempat. Penyortiran dilakukan untuk memilih umbi yang berwarna bersih terlihat dari kulit umbi yang segar serta yang cacat terutama terlihat dari ukuran besarnya umbi serta bercak hitam/garis-garis pada daging umbi.

Selasa, 06 Januari 2015

budidaya jamur tiram dan lankah langkahnya

ara Budidaya Jamur Tiram - Jamur tiram merupakan salah satu jamur kayu yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu.
Adapun cara budidaya jamur tiram putih adalah sebagai berikut :

1. TEMPAT BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Kumbung Jamur dan Rak Jamur
Kumbung Jamur dan Rak Jamur
  • Kumbung jamur atau ruangan khusus untuk mengatur suhu panas dan dingin
  • Rak Jamur

2. MEDIA TANAM

Bahan media tanam untuk budidaya jamur tiram putih adalah serbuk kayu (hasil gergajian kayu) dicampur dengan bahan-bahan dibawah ini dengan perbandingan sebagai berikut :
  • Serbuk kau 100 kg
  • Bekatul atau dedak halus 10-15 kg
  • Kalsium carbonat/ kapur (CaCO3) 0,5 kg
  • Gips (CaSO4) 0,5 kg
  • Pupuk TSP 0,5 kg
  • Bibit 25 kantong
  • Air secukupnya
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir.
Disamping itu perlu disiapkan bahan-bahan yaitu kantong plastok tahan panas (ukuran 03 atau 04, 15 x 25 cm atau 17 x 30 cm), karet pengikat, potongan kertas koran, potongan pipa pralon (diameter 1” dan lebar 1 cm).
Peralatan
  • Alat pengaduk bibit ( Spatula, semacam sekop atau cangkul )
  • Alat sterilisasi  : drum perebus dengan tutup dan sarangan, sumber panas (kompor minyak/ briket batu bara)

3. PENGOMPOSAN SERBUK KAYU

Pengomposan dalam proses budidaya jamur tiram adalah sebuah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic. proses pengomposan ini memakan waktu hingga 15 hari dengan tahapan sebagai berikut :
  1. Serbuk gergaji yang telah benar-benar kering direndam dengan air bersih didalam suatu wadah selama 1 malam.
  2. Tiriskan (sampai dikepal tidak pecah), selanjutnya tambahkan tambahkan kapur beserta bekaltul dan diaduk sampai rata. Biarkan dalam tumpukan selama 5 hari.
  3.  Tumpukan diaduk kembali dengan ditambahkan pupuk TSP dan biarkan selama 5 hari.
  4. Bahan diaduk kembali dan tambahkan gips. Biarkan lagi tumpukan itu sampai 5 hari, maka proses pengomposan telah selesai.

4. PROSES PEMBUNGKUSAN

Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan. Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat)
Bahan-bahan media tanam yang telah dikomposkan dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik pada kedua ujung pangkalnya ditekuk kedalam, sehingga setelah diisi dan dipadatkan kantong plastik dapat berdiri seperti botol.
Kantong plastik diisi kurang lebih ¾ bagian, kemudian yang ¼ bagiannya ditekuk ke dalam.Untuk meletakkan kantong plastik yang telah diisi (polibek) pada posisi terbalik yaitu bagian yang ditekuk/ dilipat kedalam ditempatkan dibawah.

5. PROSES STERILISASI

Trik budidaya jamur tiram tak lepas dengan yang namanya sterilisasi media. Sebab media yang di gunakan harus bersih dari microbia pathogen seperti bakteri dan jamur.
Berikut ini trik seterilisasi media :
  1. Siapkan alat drum perebus
  2. Masukkan dulu sepatula yang akan di gunakan untuk menyebarkan bibit agar tidak   merepotkan saat seterilisasi alat
  3. Sepatula sebaiknya di bungukus dengan plastik dan di tutup agar lebih aman
  4. Masukkan dan tata media dalam drum pemanas untuk proses sterilisasi (Sarangan diletakkan kira-kiran 1/3 bagian drum dari bawah. Isilah drum dengan air bersih kira-kira ¼ bagian drum)
  5. Panaskan media hingga suhunya mencapi 90 derajat dan bisarkan selama 8 sampai   9 jam
  6. Biarkan drum tetap tertutup untuk menghindari penguapan air pada tepi plastik

6. INOKULASI / PENANAMAN BIBIT

Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar + 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit Jamur Tiram yang baik yaitu:
  • Varitas unggul
  • Umur bibit optimal 45 – 60 hari
  • Warna bibit merata
  • Tidak terkontaminasi
Proses untuk melakukan penanaman bibit jamur adalah sebagai berikut
proses inokulasi
Proses Inokulasi
  1. Cuci tangan dengan sabun anti kuman dan semprot dengan alkohol 70% untuk   meminimalisir kontaminan
  2. Angkat dan keluarkan sepatula dari plastik
  3. Buka tutup wadah bibit dan aduk dengan sepatula yang sudah seteril
  4. Buka kapas di mulut plastik dan masukkan bibit setelah itu tutup kembali dengan   kapas
  5. Pasang kembali tutup media
  6. Bibit siap di inkubasi

7. CARA INKUBASI

Proses selanjutnya dalam budidaya jamur tiram adalah Inkubasi. Inkubasi jamur tiram dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu. Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan tampak putih merata antara 40 – 60 hari.
  • Letakkan media yang sudah di beri  bibit pada rak pentimpanan.
  • Lama inkubasi kurang lebih 40 hari dengan suhu optimal 22 hingga 28 derajat celsius.

8. PEMELIHARAAN

  • Selama masa pemeliharaan penutup baglog sebaiknya sedikit di buka
  • Usahan ventilias udaranya lancar agar dapat mensuplai oksigen dengan baik
  • Lakukan penyiraman setiap hari terutama pada saat tengah hari untuk   mempertahankan kelembaban udara

9. PANEN

Jamur tiram putih sudah bisa di panen jika badan jamur sudah tumbuh besar dan lebar. Dalam budidaya jamur tiram putih yang perlu di perhatikan adalah kelembaban. namun semakin lembab lingkungannya semakin memicu terjadinya kontaminan. Oleh sebab itu jika budidaya jamur tiram putih dilakukan di tempat yang lembab sebainya kadar nutrisinya dikurangi untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur penyakit.

menanam padi yang baik

Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh para petani sebelum memulain penanaman padi, hal yang paling penting adalah pemilihan jenis pada dan pembenihan.
Nah, Berikut ini adalah tahap-tahap menanam padi dengan baik dan benar:
  • Pemilihan Benih atau Bibit
Pemilihan benih atau bibit adalah hal yang utama dalam membudidayakan tanaman padi. Pilihlah benih yang sesuai dengan areal lahan yang akan ditanami tanaman padi, dan jangan lupa juga untuk memperhatikan air dan sumber air yang terdapat pada lahan yang akan ditanami.
  • Persiapan Lahan

Dalam hal menanam padi, ada beberapa kriteria lahan yang harus dipilih, diantaranya yaitu lahan yang subur dan yang banyak mengandung hums, dekat dengan sumber air, tanahnya terbuka dan tidak tertutup oleh bangunan atau pohon-pohon yang besar.
  • Pembenihan dan Penaburan Benih
Pisahkan benih padi yang bernas dengan yang kosong dengan cara merendam benih padi tersebut selama satu malam, sedangkan dalam penaburan benih padi, pilihlah tanah yang gembur yang sudah dicampuri oleh pupuk kandang.
Lakukan penaburan benih ini secara merata lalu tutup denga tanah berpasir, setelah itu tutup kembali tanah berpasir tersebut dengan dedauanan seperti daun padi yang sudah mongering atau menggunakan daun pisang. Penyiraman benih cukup dilakukan pada pagi hari dan sore saja.
  • Penggarapan Lahan
Dalam hal penggarapan lahan, seharusnya mencapurkan jerami busuk dengan pupuk kandang dan dibiarkan teraduk dengan menggunakan tratror. Hal ini dilakukan bermaksudkan untuk membuat tanahnya semakin subur dan tidak mudah cepat kering.
  • Penanaman

Jika usia benih sudah mencukupi, sekarang anda bisa segera menanami lahan tersebut dengan benih padi yang sebelumnya telah disemai. Lakukan penanaman padi dengan jarak tanam antar padi diusahakan jangan terlalu dekat atau terlalu rapat agar pertumbuhan padi bisa maksimal.
Nah itulah beberapa tahap yang mungkin bisa dipraktekan dalam hal membudidayakan tanaman padi, semoga bermanfaat.  

cara membuat pupuk organik yangh baik

Sampah organik adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau (sering disebut dengan kompos). Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik seperti daun-daunan, jerami, alang-alang, sampah, rumput, dan bahan lain yang sejenis yang proses pelapukannya dipercepat oleh bantuan manusia. Sampah pasar khusus seperti pasar sayur mayur, pasar buah, atau pasar ikan, jenisnya relatif seragam, sebagian besar (95%) berupa sampah organik sehingga lebih mudah ditangani. Sampah yang berasal dari pemukiman umumnya sangat beragam, tetapi secara umum minimal 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya anorganik.
Sampah organik sendiri dibagi menjadi :
  • Sampah organik basah.
Istilah sampah organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran.
  • Sampah organik kering.
Sementara bahan yang termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan airnya kecil. Contoh sampah organik kering di antaranya kertas, kayu atau ranting pohon, dan dedaunan kering.
Cara Membuat pupuk kompos sendiri dari sampah organik tidaklah sulit. Berikut ini adalah cara membuat pupuk kompos.
1. Kompos Jadi Siap Pakai
Kompos alami banyak terdapat di lahan-lahan yang sebelumnya menjadi tempat pembangan sampah organik. Untuk mendapatkannya :
  1. Gali tumpukan sampah (garbage atau sampah lapuk) yang sudah seperti tanah
  2. Pisahkan dari bahan-bahan yang tidak dapat lapuk
  3. Jemur sampai kering, lalu ayak
  4. Bubuhkan 50 – 100 gram belerang untuk setiap 1 kg tanah sampah.
Bahan:
  1. 2 1 /4 hingga 4 m3 sampah lapuk (garbage)
  2. 6,5 m3 kulit buah kopi
  3. 750 kg kotoran ternak memamah biak (± 50 kaleng ukuran 20 liter)
  4. 30 kg abu dapur atau abu kayu
Cara Membuat
1. Buatlah bak pengomposan dari bak semen. Dasar bak cekung dan melekuk di bagian tengahnya. Buat lubang pada salah satu sisi bak agar cairan yang dihasilkan dapat tertampung dan dimanfaatkan.
2. Atau buatlah bak pengomposan dengan menggali tanah ukuran 2,5 x 1 x 1 m (panjang x lebar x tinggi). Tapi hasilnya kurang sempurna dan kompos yang dihasilkan berair dan lunak.
3. Aduk semua bahan menjadi satu kecuali abu. Masukkan ke dalam bak pengomposan setinggi 1 meter, tanpa dipadatkan supaya mikroorganisme aerob dapat berkembang dengan baik. Kemudian taburi bagian atas tumpukan bahan tadi dengan abu.
4. Untuk menandai apakah proses pengomposan berlangsung dengan balk, perhatikan suhu udara dalam campuran bahan. Pengomposan yang baik akan meningkatkan suhu dengan pesat selama 4 – 5 hari, lalu segera menurun lagi.
5. Tampunglah cairan yang keluar dari bak semen. Siram ke permukaan campuran bahan untuk meningkatkan kadar nitrogen dan mempercepat proses pengomposan.
6. 2 – 3 minggu kemudian, balik-balik bahan kompos setiap minggu. Setelah 2 -3 bulan kompos sudah cukup matang.
7. Jemur kompos sebelum digunakan hingga kadar airnya kira-kira 50 -60 % saja.
8. Kalau di daerah kita tidak tersedia kulit buah kopi, cara ke II dapat diadaptasi dengan menggantikan kulit buah kopi dengan hijauan seperti Iamtoro ataulainnya.
2. Kompos Rumah Tangga
Sampah organik secara alami akan mengalami peruraian oleh berbagai jenis mikroba, binatang yang hidup di tanah, enzim dan jamur. Proses penguraian ini memerlukan kondisi tertentu, yaitu suhu, udara dan kelembaban.
Makin cocok kondisinya, makin cepat pembentukan kompos, dalam 4 – 6 minggu sudah jadi. Apabila sampah organic ditimbun saja, baru berbulan-bulan kemudian menjadi kompos. Dalam proses pengomposan akan timbul panas krn aktivitas mikroba. Ini pertanda mikroba mengunyah bahan organic dan merubahnya menjadi kompos. Suhu optimal untk pengomposan dan harus dipertahankan adalah 45-65C.Jika terlalu panas harus dibolak-balik, setidak-tidaknya setiap 7 hari.
Bahan :
  1. Di dalam rumah ( ruang keluarga, kamar makan ) dan di depan dapur disediakan 2 tempat sampah yang berbeda warna untuk sampah organic dan sampah non-organic.
  2. Diperlukan bak plastic atau drum bekas untuk pembuatan kompos. Di bagian dasarnya diberi beberapa lubang untuk mengeluarkan kelebihan air. Untuk menjaga kelembaban bagian atas dapat ditutup dengan karung goni atau anyaman bambu.
  3. Dasar bak pengomposan dapat tanah atau paving block, sehingga kelebihan air dapat merembes ke bawah. Bak pengomposan tidak boleh kena air hujan, harus di bawah atap.
Cara Membuat :
1. Campur 1 bagian sampah hijau dan 1 bagian sampah coklat.
2. Tambahkan 1 bagian kompos lama atau lapisan tanah atas (top soil) dan dicampur. Tanah atau kompos ini mengandung mikroba aktif yang akan bekerja mengolah sampah menjadi kompos. Jika ada kotoran ternak ( ayam atau sapi ) dapat pula dicampurkan .
3. Pembuatan bisa sekaligus, atau selapis demi selapis misalnya setiap 2 hari ditambah sampah baru. Setiap 7 hari diaduk.
4. Pengomposan selesai jika campuran menjadi kehitaman, dan tidak berbau sampah. Pada minggu ke-1 dan ke-2 mikroba mulai bekerja menguraikan membuat kompos, sehingga suhu menjadi sekitar 40C. Pada minggu ke-5 dan ke-6 suhu kembali normal, kompos sudah jadi.
5. Jika perlu diayak untuk memisahkan bagian yang kasar. Kompos yang kasar bisa dicampurkan ke dalam bak pengomposan sebagai activator.
6. Keberhasilan pengomposan terletak pada bagaimana kita dapat mengendalikan suhu, kelembaban dan oksigen, agar mikroba dapat memperoleh lingkungan yang optimal untuk berkembang biak, ialah makanan cukup (bahan organic), kelembaban (30-50%) dan udara segar (oksigen) untuk dapat bernapas.
7. Sampah organic sebaiknya dicacah menjadi potongan kecil. Untuk mempercepat pengomposan, dapat ditambahkan bio-activator berupa larutan effective microorganism (EM) yang dapat dibeli di toko pertanian.

Senin, 05 Januari 2015

cara menyetek tanaman yang baik

Tanaman yang bisa di sambung bermacam - macam diantaranya :
- mangga dengan mangga harumanis, mangga golek, mangga simanalagi asalkan jenis mangga.
- Jeruk
- Jambu Air
-Tekokak disambung dengan pohon Tomat
-Singkong disambung dengan singkong karet
Kamboja Jepang.
- Bunga kertas ( Bugenvil )
-Mawar dan sebagainya

( ada penemuan baru sobat, katanya pohon kelapa bisa di sambung dengan pohon singkong hasilnya “Getuk “.....heheheheh )
- mangga dengan mangga harumanis, mangga golek, mangga simana lagi asalkan jenis mangga

PENYAMBUNGAN V

Tata cara pengerjaannya adalah sebagai berikut:









1. Seperti biasanya pertama sediakan Gula dan kopi dan langsung di seduh ( untuk menemani proses pengerjaan heheheh )
2.Persiapkan semua alat dan bahan untuk di sambung.
3. Entress atau batang atas, daunnya dibuang, disisakan pangkal tangkai daun sekitar 1 milimeter dari batang.
4. Potong batang bawah secara horisontal, lurus, dan usahakan pemotongan sekali tebas langsung putus.
5. Buatlah sayatan berbentuk huruf V pada batang bawah dimulai dari tempat hasil potongan horisontal.
6. Buat potongan huruf V terbalik untuk entrees atau batang atas, kemudian potong bagian atasnya sehingga entress berukuran panjang 2-3 cm, dan terdapat beberapa ruas.
7. Rekatkan batang atas pada batang bawah mengikuti alur huruf V. Pastikan bahwa kedua potongan huruf V sebidang sehingga ketika direkatkan, tidak ada rongga.
8. Ikat bidang sambungan dengan plastik pengikat, dan ditutup dengan plastik penutup. Sebaiknya plastik transparan
9. 2 (dua) minggu setelah penyambungan, buka plastik penutup. Sedangkan plastik pengikat masih dibiarkan menempel. Plastik pengikat dapat dibuka setelah 3-4 bulan. Keberhasilan ditandai dengan munculnya tunas dari ruas batang atas, sekitar 2-3 milimeter saat penyambungan telah 2 minggu. Selanjutnya tanaman yang sehat, akan berbunga setelah 2-3 bulan dari saat penyambungan.



PENYAMBUNGAN SISIP SATU MATA







Penyambungan satu mata, adalah salah satu cara untuk efisiensi, yaitu untuk memperbanyak tanaman secara cepat, dengan keterbatasan entrees yang dimiliki.


Batang bawah yang akan digunakan, tetap harus dipotong batangnya, untuk menghindari dominansi apikal atau dominannya pertumbuhan batang utama. Urutan kerjanya adalah sebagai berikut:

1. Siapkan batang atas. Usahakan batang atas tetap memiliki daun (daun tidak dipotong). Kecuali jika mata tunas memang sudah tidak berdaun lagi.
2. Potong root stock atau batang bawah, kira-kira 2-3 cm diatas bonggolnya.
3. Kupas pinggir batang bawah, membentuk angka 7 terbalik
4. Potong batang atas satu mata (bersama daunnya) dan batan bawah mengikuti ukuran potongan batang ata
5. Rekatkan entrees pada batang bawah, dan ikat dengan tali plastik. Pastikan mata tunas tidak ikut terikat.
6. Dua minggu sejak proses, tunas mulai muncul dari entrees. Jika muncul tunas dari batang bawah, segera dibuang sebelum tumbuh membesar, karena akan mengurangi kecepatan tumbuh tunas dari entrees



cara mecangkok pohon mangga

Pemahaman Dasar Pencangkokan

cara-pencangkokank-buah-mangga-manis Mencangkok adalah teknik pengembangbiakan tanaman yang menggunakan organ vegetatif tanaman karena kualitas buahnya terjaga sama seperti induknya. Dalam proses pencangkokan hendaknya lapisan kambium batang dihilangkan. Kambium berperan besar dalam membentuk xylem dan floem, dengan dibersihkannya lapisan kambium pada waktu penyayatan maka zat-zat makanan ataupun segala sesuatu yang berasal dari daun-daun di bagian atas sayatan tidak mengalir ke bawah sayatan atau akar yang nantinya akan terjadi penumpukan auksin dan karbohidrat dan dengan media tanah yang digunakan auksin dan karbohidrat akan menstimulir timbulnya akar pada batang di bagian atas sayatan. Pencangkokan sebaiknya dilakukan pada musim hujan sehingga akan membantu dalam menjaga kelembaban media sampai berakar. Pembuatan cangkok pada satu pohon tidak bisa dilakukan dalam jumlah banyak, karena akan mengganggu atau merusak pohon tersebut

  Peralatan Untuk Pencangkokan

Sebelum melakukan pencangkokan sebaiknya persiapkan dulu beberapa alat perlengkapan sebagai berikut :
  1. Pisau yang kuat dan tajam
  2. Serabut kelapa atau plastik keresek
  3. Tali atau karet ban dalam bekas
  4. Paku panjang 10 cm
  5. Ember atau apa saja media lain untuk menampung air
  6. Kursi/tangga/steger, jika cabang terlalu tinggi
  7. Campuran tanah subur : Pupuk kandang : serabuk gergaji perbandingan 1:1:1

Langkah Langkah Mencangkok

  1. Pastikan bahwa induk semang tanaman adalah dari varietas unggul
  2. Tentukan cabang yang lurus dan cukup besar agar nanti pohon cukup kuat untuk mandiri, kira kira berdiameter 3 cm
  3. Kerat pangkal cabang menggunakan pisau. Kerat sekali lagi dari keratan pertama berjarak sekitar satu kepalan tangan atau 5 cm.
  4. Buanglah kulit antara keratan tadi
  5. Setelah kulit kayu bersih, kerok lendir/getah sampai bersih dan kayu tidak licin lagi
  6. Ambil serabut kelapa atau plastik secukupnya ikat bagian bawah dulu
  7. Bentuk sedemikian rupa sehingga membentuk penampung, isi dengan campuran tanah yang sudah dipersiapkan. Isian harus cukup padat dengan cara ditekan-tekan
  8. Ikat bagian atas serabut atau plastik dan pastikan campuran tanah tertutup rapat
  9. Buatlah lubang lubang untuk pembuangan air berjarak 1 cm antar lubangnya (jika medianya adalah plastik)
  10. Siram air sampai air menetes dari cangkokan
  11. Siram setiap pagi dan sore dan menjaga kelembaban
  12. Setelah akarnya banyak potong dari induknya, dipisahkan dan tanam di tempat yang telah ditentukan
  13. Menunggu hasil cangkokan hingga keluar akar selama 4-6 minggu baru cangkok siap untuk dipindahkan. Jika kondisi ini sudah memenuhi syarat seperti akar telah keluar dari pembungkus atau pembalutnya maka, potong tanaman dair induknya. Sebaiknya memotong menggunakan gergaji agar tanaman tidak rusak. Kurangi daun dan ranting, sisakan beberapa lembar daun saja untuk mengurangi penguapan.

cara menanam tebu yang baik


 Cara Budidaya Tebu yang Baik


Tebu adalah tanaman yang dibutuhkan oleh kita semua, karena dari tanaman ini, dihasilkan gula, yang banyak kita gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Bila anda ingin membudidayakan tanaman ini, anda harus mengetahui cara tanam dan budidaya yang benar agar anda bisa mendapatkan hasil yang baik. Berikut beberapa teknik dan juga cara menanam tebu yang harus anda ketahui.

 dari Iklim dan Keadaan Cuaca

Cara budidaya tebu yang baik sangat bergantung pada iklim dan cuaca. Tebu akan tumbuh dengan sangat baik di daerah beriklim panas, seperti Indonesia ini, dengan suhu 25 sampai 28 derajat Celsius. Selain itu, daerah yang paling baik untuk ditanami tebu adalah daerah dengan curah hujan 100 mm/tahun.

Keadaan Tanah

Jenis tanah yang paling baik untuk ditanami tanaman tebu adalah jenis tanah alivial, regosol, podsolik atau mediteran. Kandungan pH dalam tanah yang paling baik untuk tanaman tebu adalah antara 6,4 sampai 7,7 atau keadaan keasaman netral. Hal ini penting dalam teknik budidaya agar bisa menghasilakn tebu yang baik.

Menyiapkan Lahan

Tanah yang akan ditanami tanaman tebu perlu dipersiapkan dengan dua cara yaitu dibajak dan reynoso. Proses pembajakan dilakukan pada tanah kering dengan tujuan untuk menjadikannya gembur. Pada proses ini, dibuat alur-alur untuk menanam bibit tebu sedalam 20 cm. Untuk proses reynoso, proses pengolahan tanah dilakukan pada area yang akan ditanami pohon tebu dengan kedalaman sekitar 40 cm dan berbentuk seperti cekungan. Proses ini dilakukan pada tanah yang mengandung banyak air.

Memilih Bibit Tebu yang baek

Bibit tebu yang bisa digunakan ada 4 macam, yaitu bibit pucuk, bibit batang muda, bibit rayungan dan bibit siwilan. Bibit pucuk diambil dari tebu yang berumur 12 bulan dengan mengambil 2 sampai 3 tunas muda dengan panjang 20 cm. Bibit batang muda berasal dari tebu yang berumur 5 sampai 7 bulan yang diambil dari seluruh batang tebu yang dibagi menjadi 2 atau 3 bagian untuk masing-masing stek. Bibit rayungan adalah bibit yang diambil dari tebu yang memang dibudidayakan untuk keperluan pembibitan. Bibit rayungan adalah bibit tebu yang diambil dari pucuk tebu yang sudah mati.

 Penanaman Tebu

Waktu yang paling tepat untuk memulai penanaman tebu adalah saat cuaca cerah. Untuk daerah dengan tipe iklim C dan D menurut Schmidt-Fergusson, atau daerah kering, waktu yang paling tepat untuk menanam tebu adalah pada bulan Oktober sampai Desember. Untuk tipe iklim B atau daerah basah, waktu yang paling tepat untuk bercocok tanam tebu adalah pada awal musim kemarau.

Proses Penanaman

Untuk daerah kering, teknik menanam tebu yang baik adalah menggunakan stek yang mempunyai 8 sampai 9 mata tunas dengan jarak 1 meter tiap stek. Tiap stek ditanam pada juringan dengan kedalaman 1,25 sampai 1,35 meter. Untuk daerah dengan iklim basah, stek yang digunakan adalah stek dengan 3 mata tunas dengan teknik tumpang tindih atau bersentuh ujung. Satu tips yang bisa anda gunakan bila anda kekurangan tenaga untuk menanam tebu didaerah ini adalah menggunakan tebu dengan 5 sampai 6 mata tunas yang dipotong menjadi dua.

Penyiraman

Penyiraman adalah langkah pertama pemeliharaan tanaman tebu. Penyiraman dilakukan pada tanaman tebu dengan melihat keadaan tanah dan cuaca. Selain itu, penyiraman sebaiknya dilakukan setelah proses pemupukan dan paling lama adalah 3 hari setelah pemupukan.

Penyulaman

Penyulaman perlu dilakukan untuk mengganti pohon atau bibit tebu yang tidak tumbuh dengan baik. Proses ini dilakukan pada bibit bagal yang berumur 2 sampai 4 minggu dan bibit rayungan yang berumur 2 minggu. Proses ini harus segera dilakukan agar tidak mengganggu produksi dan bila penyulaman tidak berhasil, maka, harus segera dilakukan prose penyulaman yang baru.

Penyiangan

Proses penyiangan dapat dilakukan dengan mencangkul dan memotong gulma yang mengganggu. Akan tetapi, pada daerah kering dimana terdapat banyak jenis tanaman gulma yang mengganggu, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan herbisida, seperti Karmex, DMA, Amexon, Gesapax, Sanvit dan Gramoxon. Pelaksanaan proses ini dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu pre emergence, late pre emergence, post emergence I dan post emergence II.

Pemupukan

Proses memupuk dilakukan dengan menggunakan pedoman pemupukan P3GI. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk ZA, SP36 dan KCL. Pemupukan diberikan secara bertahan dan menyesuaikan dengan kebutuhan tanaman tebu dan lahan.

Hama dan Penyakit

Hama yang paling sering menyerang tebu, terutama pada masa pembibitan adalah ulat pengerek. Untuk mencegah hal ini, maka perlu dipilih varietas tebu yang tahan hama. Selain itu, bisa juga menggunakan predator alam hama ini, yaitu Trichogama sp, Lalat Jatiroto atau dengan menyemprotkan Thiodan 35 EC.

Pemanenan

Pemanenan tanaman tebu dilakukan dengan mencangkul area tanam sedalam 20 cm. Batang tebu disisakan 3 ruas bila ingin ditumbukan kembali atau dicabut sampai akarnya bila lahan ingin dibongkar. Pucuk tebu dibuang dan batang diikat dengan jumlah 20-30 batang/ikat untuk digiling. Waktu pemanenan dilaksanakan pada bulan kering, antara April sampai Oktober.
 

Blogger news

Total Tayangan Halaman

Blogroll

Translate

About